Jakarta – Aktris, produser, dan entrepreneur muda Prilly Latuconsina kembali mencatatkan prestasi di industri hiburan tanah air dan global. Ia resmi menggandeng Netflix untuk memproduksi dan membintangi serial horor Indonesia berjudul “Bayang Malam”, yang dijadwalkan tayang serentak di lebih dari 190 negara pada Oktober 2025, menjelang Halloween.
Serial ini merupakan proyek orisinal Netflix Asia Tenggara pertama yang dikembangkan langsung oleh PH Rarapi Films milik Prilly, dengan kolaborasi sinematik dari sineas horor Korea Selatan dan Thailand. “Bayang Malam” disebut sebagai pionir serial horor psikologis yang berbasis mitos lokal Nusantara dengan pendekatan sinema arthouse global.
Sinopsis dan Tema: Ketika Tradisi Bertemu Trauma
“Bayang Malam” berkisah tentang Indira (Prilly), seorang psikolog klinis muda yang kembali ke kampung halamannya di Minahasa, Sulawesi Utara, setelah menerima kabar kematian ibunya yang misterius. Di sana, ia menemukan rumah leluhur yang penuh dengan lukisan wajah kabur dan cermin-cermin tua, yang ternyata menjadi pintu masuk ke dunia alam bawah sadar kolektif, tempat mimpi, trauma, dan entitas leluhur berkumpul.
Setiap episode akan mengeksplorasi berbagai tema:
-
Trauma intergenerasi dan siklus kekerasan perempuan
-
Peran mitos lokal dalam menyembuhkan atau melukai
-
Benturan antara rasionalitas ilmiah dan spiritualitas tradisional
Serial ini akan berdurasi 8 episode, dengan alur nonlinear dan format visual surreal yang menggabungkan gaya noir, gothic tropical, dan drama realis psikologis.
Kolaborasi Internasional: Kualitas Sinema Global dari Indonesia
Proyek ini melibatkan sejumlah nama besar:
-
Sutradara: Joko Anwar (Indonesia) & Lee Chung-hyun (The Call, Korea Selatan)
-
Penulis Naskah: Mikhail Red (Filipina) & Satria Narada (Indonesia)
-
Komposer Musik: Tulus & Yiruma, menghadirkan kolaborasi musik hening dan haunting
-
Sinematografer: Chananun Chotrungroj (Thailand) – dikenal dari Apichatpong Weerasethakul’s films
Beberapa pemeran pendukung yang diumumkan:
-
Christine Hakim sebagai nenek penjaga pusaka
-
Nicholas Saputra sebagai dukun urban yang merangkap arsitek
-
Asmirandah dan Bima Zeno sebagai pasangan kembar dalam dimensi bayangan
“Ini bukan sekadar serial horor biasa, tapi juga pengalaman spiritual dan sinematik tentang luka yang diwariskan dan sejarah yang dibisukan,” ujar Prilly saat peluncuran poster resmi.
Dukungan Netflix dan Ekspansi Horor Indonesia
Netflix menyebut “Bayang Malam” sebagai salah satu proyek flagship Asia Pasifik 2025, seiring dengan tren meningkatnya minat dunia terhadap kisah horor berbasis budaya lokal yang otentik. Serial ini juga menandai ekspansi Netflix dalam mengangkat kisah-kisah perempuan Asia sebagai produser, sutradara, dan pemeran utama.
Selain itu, Netflix akan merilis dokumenter behind-the-scenes: “Di Balik Bayang: Membangun Horor dari Timur”, yang akan membahas riset budaya, mitos Minahasa, dan proses kreatif tim produksi.
Antusiasme Penonton dan Kampanye Promosi
Setelah teaser berdurasi 45 detik dirilis di media sosial, tagar:
-
#BayangMalamNetflix
-
#PrillyProducer
-
#HororNusantara2025
langsung menjadi trending di Twitter dan TikTok di Indonesia, Malaysia, dan Filipina. Kritikus internasional dari Variety dan Screen Daily menyebut proyek ini “menjanjikan dan berbeda dari kebanyakan horor Asia yang cenderung eksploitasi visual jumpscare.”
Kampanye promosi serial ini juga akan melibatkan:
-
Tur pemutaran eksklusif di kampus dan komunitas film
-
Pameran seni interaktif bertema “Cermin Leluhur” di Art Jakarta
-
Aktivasi AR experience “Masuk ke Rumah Bayang” melalui aplikasi mobile
Penutup
Dengan “Bayang Malam”, Prilly Latuconsina sekali lagi membuktikan bahwa dirinya bukan hanya seorang aktris, tapi juga visioner dalam industri film yang berani mengangkat kekayaan budaya lokal dalam kemasan internasional. Proyek ini diharapkan bukan hanya menjadi tontonan, tapi juga gerakan kultural yang menyuarakan trauma, mitos, dan suara-suara yang selama ini tertinggal di sudut gelap sejarah.